Oke bravo kali ini saya akan membahas dampak positif dan
negatif tentang Nuklir. Setelah saya waktu lalu membahas Tips Menghemat BahanBakar Mobil. Nah, pada kesempatan berbahagia ini, saya bahas ni Nuklir. Soalnya
saya ada tugas tentang analitycal exposition text, yah akhirnya saya temukan
deh ini artikel. Selamat membaca.
Di Zaman modern ini. Kita pasti sudah mengenal tentang
Nuklir. Nah, untuk menambah wawasan kita, maka kita juga perlu mengetahui
dampak positif dan negatifya. Oke langsung saja.
Dampak Positif
1. Penggunaan energi nuklir akan berdampak pada penghematan
bahan bakar fossil dan perlindungan lingkungan. Pembangkitan listrik
bertanggungjawab atas 25% konsumsi bahan bakar fossil dunia. Dengan menggunakan
energi nuklir untuk menghasilkan listrik akan mengurangi perlunya membakar
bahan bakar ini, sehingga cadangannya dapat bertahan lama.
2. PLTN secara langsung memberi manfaat kepada negara-negara
berkembang. Makin besar sumbangan nuklir, makin rendah laju peningkatan
harga-harga bahan bakar fossil. Karena, biaya energi yang tinggi berarti bahwa
makin banyak usaha diberikan dalam mendapatkan energi dan makin sedikit
dihasilkan barang dan jasa. Sumber daya yang telah dibebaskan dapat digunakan
untuk menghasilkan barang-barang atau untuk tujuan-tujuan sosial-ekonomi.
3. Dalam operasi normal PLTN sangat sedikit menyebabkan
kerusakan lingkungan dan bermanfaat bila mereka menggantikan
pembangkit-pembangkit yang mengemisi CO2, SO2 dan NOx. Dalam kaitan ini mereka
akan membantu mengurangi hujan asam dan membatasi emisi gas rumah kaca.
4. Energi nuklir telah memainkan peran signifikan dalam
suplai listrik dunia dan sumber utama listrik di sejumlah negara. Produksi
listrik dunia dari nuklir tumbuh cepat dan kini menyumbang hampir seperlima listrik
yang dibangkitkan di negara-negara industri atau 17% pada produksi listrik
dunia, dan berkisar 5% konsumsi energi primer dunia.
5. Kebijakan non-nuklir akan mendorong peningkatan
harga-harga energi, menyebabkan kerentanan ekonomi, membuat industri kurang
kompetitif, mengurangi standar-standar kehidupan dan menimbulkan risiko
pengangguran lebih tinggi.
6. PLTN telah terbukti dan mempunyai potensial paling besar
dalam sumber-sumber daya yang menawarkan prospek jangka panjang untuk memenuhi
meningkatnya kebutuhan energi dunia sambil tetap menjaga harga energi mendekati
tingkat yang sekarang. Harga listrik nuklir tidak perlu bertambah secara
signifikan di atas yang sekarang dialami karena biaya-biaya bahan bakar adalah
merupakan bagian yang paling kecil dari biaya total produksinya, terutama dalam
reaktor cepat.
7. Pada eksplorasi minyak dan gas, penggunaan teknologi
nuklir berguna untuk menentukan sifat dari bebatuan sekitar seperti porositas
dan litografi. Teknologi ini melibatkan penggunaan neutron atau sumber energi
sinar gamma dan detektor radiasi yang ditanam dalam bebatuan yang akan
diperiksa.
8. Pada konstruksi jalan, pengukur kelembaban dan kepadatan
yang menggunakan nuklir digunakan untuk mengukur kepadatan tanah, aspal, dan
beton. Biasanya digunakan cesium-137 sebagai sumber energi nuklirnya.
9. Aplikasi medis dari teknologi nuklir dibagi menjadi
diagnosa dan terapi radiasi, perawatan yang efektif bagi penderita kanker.
Pencitraan (sinar X dan sebagainya), penggunaan Teknesium untuk diberikan pada
molekul organik, pencarian jejak radioaktif dalam tubuh sebelum diekskresikan
oleh ginjal, dan lain-lain.
Dampak Negatif
1. Reaktor nuklir sangat membahayakan dan mengancam
keselamatan jiwa manusia. Radiasi yang diakibatkan oleh reaktor nuklir ini ada
dua. Pertama, radiasi langsung, yaitu radiasi yang terjadi bila radio aktif
yang dipancarkan mengenai langsung kulit atau tubuh manusia. Kedua, radiasi tak
langsung. Radiasi tak langsung adalah radiasi yang terjadi lewat makanan dan
minuman yang tercemar zat radio aktif, baik melalui udara, air, maupun media
lainnya.
2. Teknologi Nuklir bisa di salah gunakan untuk senjata
pemusnah massal.
3. Ada beberapa bahaya laten dari PLTN yang perlu
dipertimbangkan. Pertama, kesalahan manusia (human error) yang bisa menyebabkan
kebocoran, yang jangkauan radiasinya sangat luas dan berakibat fatal bagi
lingkungan dan makhluk hidup. Kedua, salah satu yang dihasilkan oleh PLTN,
yaitu Plutonium memiliki hulu ledak yang sangat dahsyat. Sebab Plutonium
inilah, salah satu bahan baku pembuatan senjata nuklir. Kota Hiroshima hancur
lebur hanya oleh 5 kg Plutonium. Ketiga, limbah yang dihasilkan (Uranium) bisa
berpengaruh pada genetika. Di samping itu, tenaga nuklir memancarkan radiasi
radio aktif yang sangat berbahaya bagi manusia.
Banyak studi menunjukkan bahwa PLTN dapat berkompetitif
penuh dengan alternatif-alternatifnya di banyak negara. Namun, di beberapa
negara, di mana limpahan bahan bakar fossil tersedia pada biaya rendah atau di
mana grid daya listrik terlalu kecil untuk mengakomodasi unit nuklir yang
besar, PLTN cenderung tidak kompetitif.
Dengan menghemat bahan bakar fossil dunia, PLTN secara
langsung memberi manfaat kepada negara-negara berkembang. Makin besar sumbangan
nuklir, makin rendah laju peningkatan harga-harga bahan bakar fossil. Karena,
biaya energi yang tinggi berarti bahwa makin banyak usaha diberikan dalam
mendapatkan energi dan makin sedikit dihasilkan barang dan jasa. Sumber daya
yang telah dibebaskan dapat digunakan untuk menghasilkan barang-barang atau untuk
tujuan-tujuan sosial-ekonomi.
Sementara itu, penggunaan energi fossil telah mencapai suatu
level sedemikian dampak-dampak lingkungannya menjadi penting melintasi skala
lokal dan regional. Saat ini, keprihatinan utama tentang penggunaan yang
meningkat dan berlanjut dari bahan bakar fossil adalah masalah emisi CO2.
Muncul keprihatinan di antara para ahli bahwa peningkatan konsumsi bahan bakar
fossil menyebabkan penimbunan karbon dioksida di atmosfer bumi yang dapat
membawa efek-efek berbahaya pada iklim global. Selain itu, ada emisi-emisi
berbahaya lain dari pembakaran batu-bara, beberapa di antaranya berkontribusi
pada hujan asam yang dapat membahayakan danau-danau dan hutan. Pembakaran
minyak dalam pembangkit-pembangkit listrik, tanur-tanur atau kendaraan-kendaraan
juga berkontribusi pada kerusakan lingkungan.
Memang, masih banyak riset
diperlukan untuk memahami apakah keprihatinan ini terbukti, namun pada tingkat
ini akan tidak bijaksana untuk menganggap bahwa dunia akan mampu untuk terus
secara tak terbatas menyandarkan konsumsinya pada bahan bakar fossil.
Dengan demikian, penggunaan energi nuklir akan menghilangkan
sumber dari beberapa masalah ini baik secara langsung dalam produksi listrik
maupun di mana listrik nuklir menggantikan bahan bakar fosil, dalam pemanasan
misalnya. Dalam operasi normal PLTN sangat sedikit menyebabkan kerusakan
lingkungan dan bermanfaat bila mereka menggantikan pembangkit-pembangkit yang
mengemisi CO2, SO2 dan NOx. Dalam kaitan ini mereka akan membantu mengurangi
hujan asam dan membatasi emisi gas rumah kaca.
Kendati demikian, di banyak negara muncul kepedulian publik
signifikan terhadap PLTN dan oposisi terhadap pengenalan atau
pengekspansiannya. Kepedulian-kepedulian terpusat pada risiko kecelakaan,
pembuangan limbah radioaktif dan proliferasi senjata nuklir. Dua keprihatinan
pertama berkaitan langsung dengan proteksi lingkungan.
Orang mengkhawatirkan keselamatan PLTN dan efek-efeknya pada
lingkungan yang timbul dari limbah-limbah nuklir. Meski, industri nuklir
percaya bahwa baik keselamatan maupun limbah-limbah dapat ditangani sehingga
risiko-risikonya terhadap publik dapat dipertahankan pada level paling tidak
serendah yang dari industri-industri lain.
Risiko potensial terhadap kesehatan dan lingkungan dari
sebuah PLTN bergantung pada desain, tapak, konstruksi dan operasinya.
Kemungkinan adanya bahaya tak lazim telah diketahui sejak awal pengembangan
sistem energi nuklir dan bahwa tercapainya level keselamatan tingkat tinggi
merupakan tujuan utama.
Pertimbangan keselamatan telah menciptakan suatu strategi
yang didasarkan pada konsep membangun barrier-barrier protektif berlapis
terhadap pelepasan material radioaktif dan penggunaan peralatan tambahan untuk
menjamin integritas barrier-barrier tersebut. Salah satu bentuk barrier
(penghalang), yang diadopsi di beberapa negara untuk reaktor berpendingin dan
bermoderator air, adalah sebuah pengungkung kuat yang didesain untuk mencegah
setiap lepasan material radioaktif yang mungkin timbul sebagai akibat kecelakaan.
Pentingnya keunggulan desain ini telah ditunjukkan secara baik oleh dua
kecelakaan PLTN utama yang terjadi selama operasi: kecelakaan Three Mile
Island, Amerika Serikat, pada 1979 dan Chernobyl, Ukraina, pada 1986.
Kecelakaan Three Mile Island tidak menimbulkan efek berarti
pada publik karena pengungkung berfungsi seperti dirancang. Kecelakaan ini
telah menarik perhatian terhadap rekayasa kompleks yang terlibat dalam mencegah
pelelehan bahan bakar dan yang mengandung efek-efek malfungsi utama lainya.
Radioaktivitas total yang lepas dari kecelakaan ini kecil, dan dosis maksimum
bagi individu yang hidup di dekat PLTN jauh di bawah batas-batas yang telah
ditentukan Internasional. Pengungkungnya bekerja!
Para ahli keselamatan reaktor sepakat bahwa bencana utama
hanya dapat terjadi jika sebagian besar bahan bakar dalam teras reaktor
meleleh. Peristiwa seperti ini terjadi jika pendingin teras reaktor hilang
secara tiba-tiba. Oleh karenanya, perlengkapan sistem pendingin teras darurat
harus selalu disiap-siagakan. Dalam hal kegagalan ini, yang menyebabkan
pelelehan teras, reaktor biasanya dikungkung dalam bangunan yang dirancang
untuk mencegah pelepasan radioaktif ke lingkungan. Sekitar seperempat biaya
kapital reaktor-reaktor biasanya ditujukan bagi desain rekayasa untuk
memperkuat keselamatan operator dan lingkungannya.
Sebaliknya kecelakaan Chernobyl, yang memiliki defisiensi
desain dan ketiadaan pengungkung, mempunyai konsekuensi-konsekuensi di luar
tapak yang serius. Demikian seriusnya, kecelakaan ini telah meminta korban jiwa
dan terjadi paparan radiasi dengan dosis signifikan ke lingkungan.
Kecelakaan tersebut mengundang keprihatinan publik terhadap
tiadanya struktur pengungkung substansial seperti standar reaktor di negara
Barat. Disamping itu, desainnya sedemikian rupa sehingga kegagalan pendingin
menyebabkan peningkatan output daya, tidak seperti reaktor Barat yang mempunyai
koefisien rongga negatif sehingga kehilangan pendingin secara otomatis
mengurangi output daya.
Laporan ahli OECD menyimpulkan bahwa "kecelakaan
Chernobyl tidak menjelaskan sesuatu fenomena baru yang sebelumnya tak diketahui
atau isu-isu keselamatan yang tak terpecahkan atau lain-lain yang dicakup oleh
program-program keselamatan reaktor untuk reaktor-reaktor daya komersial saat
ini di negara-negara anggota OECD." Dengan alasan ini, kecelakaan tersebut
tidak berpengaruh pada program PLTN dunia, selain hanya mempertegas kembali
perlunya sistem-sistem reaktor direkayasa secara sempurna.
Ada sejumlah kecelakaan dalam reaktor-reaktor eksperimental
dan dalam satu bangunan penghasil plutonium militer, namun tak satupun yang
menyebabkan kehilangan jiwa yang teridentifikasi di luar bangunan yang
sesungguhnya, atau kontaminasi lingkungan jangka panjang.
Meskipun rekaman keselamatan PLTN komersial begitu
mengesankan dengan rekayasa struktur dan sistem reaktor yang ketat yang membuat
pelepasan radioaktif katastrofik dari reaktor Barat hampir tidak mungkin, namun
banyak yang tidak menginginkan dijalankannya sesuatu yang berisiko seperti ini.
Ketakutan ini memperkuat perlawanan terhadap manfaat PLTN, serupa dengan
katakutan orang akan jatuhnya pesawat terbang di atas kepala mereka, terlepas
dari pentingnya transportasi udara itu sendiri. Akhirnya, keseimbangan antara
risiko dan manfaat bukanlah latihan saintifik semata. Bagaimanapun, di tengah
gaung kekhawatiran publik, nuklir dalam berbagai aplikasinya tetap menjadi
harapan bagi kemakmuran masa depan.
Sumber : http://yudhabagusfirman.blogspot.com/2011/05/dampak-positif-dan-negatif-teknologi.html
ilmu bagu gan.... :)
ReplyDeletewww.dokterpena.com
ya tentunya.
Deletesangat informatif sob :)
ReplyDeletesalam blogger Indonesia :)
Salam balik sob.
DeleteMakasih sob.
ReplyDelete