Sejarah Alat
Musik Keyboard – Alat music kibor atau Keyboard adalah alat music yang
dimainkan seperti halnya alat music piano, namun keyboard lebih mempunyai
beragam suara, seperti terompet, suling, gitar, biola bahkan sampai perkusi.
Banyak para Band pendatang baru yang melengkapi alat musiknya dengan keyboard
yang tentunya membuat warna music mereka lebih bervarian. Alat musik ini
mendapatkan suaranya dari manipulasi kunci-kunci. Ada yang ditekan (menggunakan
jari tangan), dan ada juga yang dipijak (menggunakan kaki). Susunan Keyboard
arahnya mengikuti logika, dari kiri nada-nada rendah, ke kanan nada-nada
tinggi. Susunan kiri-kanan bass ke treble juga berlaku demikian.
Sejarah Keyboard Instrumen Keyboard sudah ada sejak zaman kuno. Tidak jelas awalnya yang tepat. Dalam tangga nada barat disebut diatonis, dan terbagi dalam 12 nada. Ada nada penuh dan ada nada semi-tone. Pada instrumen Keyboard, kedua kelompok nada ini biasa dibedakan dengan kunci berwarna terang dan gelap.
Susunan deret
kunci yang kromatik (mencakup 12 nada) muncul di Eropa pada abad ke-14. Pada
awal kemunculannya, bilah-bilah (tutsnya) masih dalam ukuran sangat lebar. Satu
bilah bisa beberapa sentimeter lebarnya, hingga tidak banyak nada harmoni yang
bisa dihasilkan. Baru pada abad ke-16, muncul pembakuan tuts. Ini berarti nada
diatonik bisa dicakup dalam lebar satu tangan, hingga musik harmonik pun bisa
dihasilkan. Pada perkembangan baru ini, kunci putih dan hitam juga sudah
diciptakan.
Keyboard
elektronik baru muncul pada abad ke-20. Pertama kali dipasarkan oleh Laurens
Hammond di Amerika Serikat pada tahun 1935. Sejak saat itu mulai berkembang
instrumen yang sekarang ini menjadi rajanya alat musik. Suara orkes simponi pun
dengan puluhan instrumen bisa dihasilkan oleh satu buah Keyboard saja.
Era
Synthesizer
Munculnya
transistor silikon dengan harga yang murah dan kualitas atas memudahkan upaya
para insinyur untuk mengembangkan instrumen musik penghasil suara. Alat yang
ringkas dan dapat menghasilkan suara konvensional seperti suara akustik
sebagaimana yang dihasilkan dawai, gendang, atau alat tiup, maupun suara yang
tidak lazim seperti suara atonal semacam derit antar logam.
Pada tahun
1962 seorang insinyur Italia Paolo Ketoff mengeluarkan instrumen yang disebut
Synket. Alat ini menghasilkan musik eksperimental yang bagi pendengar awam
tidak musikal. Dua tahun kemudian di Amerika muncul alat musik yang diciptakan
Donald Buchla dan satunya oleh Robert Moog. Alat Donald Buchla tidak
menggunakan kibor sebagai perangkat memainkannya melainkan dengan permukaan
yang sensitif terhadap sentuhan. Robert Moog membuat alat yang menggunakan
kibor sebagai perangkat pengolahnya. Di sisinya pun dipasang alat pengontrol yang
konvensional seperti tombol putar untuk mengeraskan dan memelainkan suara,
maupun untuk mengatur tinggi rendahnya nada yang dihasilkan.
Ciptaan
Robert Moog ini lebih memudahkan penggunaannya untuk mengalunkan musik
tradisional dalam tatanan suara baru. Karya-karya Johan Sebastian Bach bisa
dimainkan dengan Mini Moog, begitu alatnya disebut. Ketika itu alat ini belum
bisa memainkan nada harmonik. Hanya satu-satu nada bisa dimainkan, hingga
instrumen ini populer sebagai pembawa melodi pada musik pop. Musik rock
termasuk yang pertama mengadopsi alat ini dalam genre progresive rock pada band
seperti Yes, Genesis, Emerson Lake and Palmer.
Era Digital
Baru pada tahun 1980 synthesizer dapat mengeluarkan suara harmonik. Peralatan pertama yang terkenal adalah Yamaha DX-7 yang keluar 1983. Peralatan ini menggunakan pengembangan synthesizer dari zaman Robert Moog dengan Frequenty Modulation Synthesis yang dirancang oleh John Chowning dari Stanford University di Palo Alto, California. FM menghasilkan variasi timbre dengan cara mengubah frekuensi suatu gelombang dengan amplitudo gelombang lain yang proposional. Yamaha DX-7 memiliki kibor lima oktaf. Lebih dari 100.000 perangkat ini dijual Yamaha.
Baru pada tahun 1980 synthesizer dapat mengeluarkan suara harmonik. Peralatan pertama yang terkenal adalah Yamaha DX-7 yang keluar 1983. Peralatan ini menggunakan pengembangan synthesizer dari zaman Robert Moog dengan Frequenty Modulation Synthesis yang dirancang oleh John Chowning dari Stanford University di Palo Alto, California. FM menghasilkan variasi timbre dengan cara mengubah frekuensi suatu gelombang dengan amplitudo gelombang lain yang proposional. Yamaha DX-7 memiliki kibor lima oktaf. Lebih dari 100.000 perangkat ini dijual Yamaha.
Kemudian pada
tahun berikutnya Casio mengeluarkan CZ-101 yang menggunakan baterai untuk
tenaganya. Memiliki empat suara dan mengikuti kemampuan synthesizer analog.
Harga jual CZ-101 ini hanya seperempat dari harga Yamaha DX-7 hingga
popularitas kibor elektronik menjadi sangat meningkat.
Suara-suara
bisa direkam. Hasil rekaman ini berupa gelombang nada yang diterjemahkan
sebagai data digital. Data digital ini bisa diolah dan dibunyikan ulang dengan
kontrol musikal. Ini yang disebut sampling instrument. Sampling ini telah
menjadi bagian yang umum dalam instrumen kibor elektronik.
Sampling
pertama dikeluarkan pada tahun 1970 oleh Fairlight Computer Musical Instrumen
(CMI) di Sydney, Australia. Fairlight CMI adalah perangkat komputer umum dengan
tambahan perangkat yang dapat merekam dan mengubahnya jadi data digital
(digitize), kemudian menyimpan dan memainkan ulang pada instrumen kibor.
Kemampuan
simpan dan memainkan ulang ini dikembangkan oleh Raymond Kurzweil pada tahun
1984 melalui perangkat yang disebut Kurzweil 250. Pada kibornya itu terdapat
kode-kode digital dari suara grand piano, alat musik gesek (string), dan banyak
lagi timbre alat musik orkestra. Alat ini selain ditujukan untuk penggunaan
pertunjukan juga ditujukan untuk membuat komposisi. Kibor yang berkembang
dengan kemampuan synthesizer polifoni dan sampling disebut workstation musikal.
Pada tahun
1983 beberapa manufaktur instrumen musik bersepakat untuk tata cara
menggabungkan berbagai peralatan musik agar bisa bekerja dalam suatu perangkat
komputer. Hasilnya adalah Musical Instrument Digital Interface atau MIDI.
MIDI menjadi
cara untuk memerintahkan nada apa yang dimainkan dalam timbre apa, nuansa apa,
dan seterusnya. Dengan perangkat komputer dan program yang sesuai maka dapat
dilakukan seperti apa yang bisa dikerjakan pada workstation musikal yang
canggih. Sekarang ini dunia pertunjukan musik selalu menyertakan instrumen
ringkas kibor elektronik seperti ini.
Dan di Era
Digital ini, dibanyak tempat pertunjukan sekarang ini, sangat tidak aneh
melihat seorang pemain Keyboard solo yang memainkan musik lengkap seperti
sebuah band sedang bermain. Ada suara melodi gitar, pengiring piano, suara
gitar bas dan derap drum. Inilah Keyboard yang dinamakan multifungsi.
Alat musik
Keyboard yang didukung kelengkapan teknologi suara digital memang semakin
dicari orang. Apalagi, instrumen dengan sederetan tuts itu kini bisa ditugaskan
berlipat ganda. Keyboard dapat mewakili berbagai suara alat musik yang lain.
Bakat bermusik bisa lebih ditunjang oleh perangkat yang multifungsi, yakni
keyboard. Maka jangan heran bila yang berbelanja instrumen musik serbaguna
tidak hanya dilakukan oleh para pekerja musik. Ini dikarenakan hampir setiap
orang ingin menghasilkan musik yang indah atau enak didengar.
Sumber: http://jaqober.blogspot.com/
Comments
Post a Comment
1. Anda boleh berkomentar memakai 'Name/URL'
isi kolom Name dengan 'keyword' blog anda! guna optimasi blog
2. Jangan SPAMMING!!!
3. Dan jangan masukkan LINK aktif
Silahkan berkomentar! Terimakasih